. wisecorner: Ukhti, Tolong Jelaskan Pada Kami!

Ukhti, Tolong Jelaskan Pada Kami!

Hits:

22 September 2011


Saya terkadang heran pada sebuah fenomena. Fenomena yang coba saya telaah dengan pemikiran dan pemahaman saya yang sangat sederhana ini. Sebuah fenomena yang sering saya dapati pada akhwat yang baru menikah dengan kondisi pernikahan yang mungkin tak 'seberuntung' saudara-saudaranya yang lain.


Fenomena yang cukup aneh buat saya pribadi, tapi entah untuk yang lain. Yang masih membuat saya bertanya-tanya hingga detik saya menulis catatan ini.


Dimana sebelum walimah, akhwat tersebut begitu bermujahadahnya dalam memakmurkan majelis-majelis ilmu dan ikut serta dalam amal jama'i. Meski aktivitas tersebut kurang mendapat dukungan yang baik dari orang tua mereka. Tapi, masyaAllah...akhwat tersebut begitu bermujahadahnya dan jarang atau bahkan tidak menjadikan kurangnya dukungan orang tua mereka sebagai alasan bagi mereka untuk mundur pelan-pelan dari majelis ilmu dan amal jama'i. Yah...meski harus berlinangan air mata atau diboikot atau dibakar jilbab-jilbab mereka atau harus sedikit 'bergerilya' agar bisa tetap menuntut ilmu syar'i dan beramal jama'i. Subhanallah!

Tapi...sayang, ketika Allah menguji dengan ujian walimah, akhwat tersebut malah melemah bahkan perlahan mulai tak terlihat dalam majelis ilmu juga amal jama'i. Ketika ditanya atau ketika memberikan hujjah, ada yang menjadikan pernikahannya sebagai alasan, status baru sebagai seorang istri (tak lupa beberapa hadits Rasulullah dijadikan dalil untuk menguatkan hujjahnya), wanita itu lebih baik di rumah, mengurus rumah, mendidik anak-anak, dan lain sebagainya. Lalu...yang saya tidak mengerti...adakah untuk alasan tersebut, ummahat lain sepertinya tak peduli? Sangat disayangkan. 
Kenapa dulu tidak berhujjah seperti itu saat belum walimah dan orang tua kurang mendukung kegiatan dakwah kita? Kenapa baru sekarang, setelah walimah?

Namun...di sisi lain, saya justru sangat salut akan mujahadah dari akhwat lainnya dalam kondisi apapun, entah lapang maupun sempit, yang juga diberi ujian yang sama oleh Allah yaitu pernikahan yang mungkin tidak 'seberuntung' saudari-saudarinya yang lain. Memang akhwat tersebut mengambill jeda waktu untuk beradaptasi sambil menyusun strategi bagaimana berdakwah yang baik kepada keluarga barunya, tapi jeda waktu tersebut tidak menjadi alasan buat mereka untuk absen dari majelis ilmu atau 'hilang' dari peredaran atau tiba-tiba ponsel mereka tak bisa dihubungi dan sms pun tak terbalas. Dan tentunya saudari-saudarinya yang lain akan memberikan dispensasi dalam hal amal jama'i sebab tentunya ada perbedaan antara kondisi sebelum menikah dan sesudah menikah.
Mereka yang diuji dengan pernikahan yang jauh dari harapan itu tidak lantas memangkas atau merubah hijab mereka demi sebuah kata 'adaptasi'. Atau memang harus seperti itukah? Yang lantas dengan sendirinya menjadi 'pembeda' dirimu yang dulu dengan dirimu yang sekarang.


Kenapa harus menghilang?
Kenapa sms atau telepon dari kami tak berbalas?
Padahal kami ingin sekali mengetahui keadaan kalian, akhwat.
Kami siap diajak berbagi beban.
Kami siap membantu, meski tanpa kau minta sekalipun.
InsyaAllah!
Tapi...kenapa kalian malah menjauhi kami?


Jika person-person dari kami yang salah, maka nasehati kami sebagaimana dirimu yang juga senantiasa butuh dinasehati oleh saudari-saudarimu.
Sebab tidak adil bagi kami jika kalian meninggalkan kami begitu saja tanpa sepatah kata pun.
Jika kalian merasa 'tidak pantas' lagi membersamai kami hanya karena suami kalian yang jauh dari apa yang kalian harapkan, bolehkah saya bertanya? Untuk alasan apa kalian merasa 'tidak pantas' lagi? Apakah memang ada syarat mutlak bahwa jika seorang akhwat menikah, maka harus dengan ikhwa? Lantas jika jodohnya bukan seorang ikhwa, akhwat tersebut pantas untuk pamit mundur dari jalan dakwah?
Atau jika kalian yang merasa bersalah, selama bukan sebuah kesyirikan, kenapa harus menjauh?
Kenapa harus meninggalkan majelis ilmu yang memiliki begitu banyak keutamaan?
Kenapa harus menghilang dari kebersamaan dalam sebuah amal jama'i?
Kenapa harus memutus silahturahim?
Kenapa?
Ukhti, tolong jelaskan pada kami!






Suhman, 10 malam terakhir Syawwal 1432H

1 comments:

Posting Komentar

SMS gratis!

Klik di sini!
free counters