. wisecorner: Desember 2010

1 lagi Nikmat dariNya

17 Desember 2010
Saya masih ingat 1 bulan yang lalu dan hari-hari sebelum tgl 13 November 2010. Hari-hari yang tidak mudah saya lewati juga tidak sedikit juga kesulitan melewatinya dimudahkan olehNya dengan cara/jalan yang terkadang tak diduga-duga. Allahu Akbar…Allah Maha Besar…

Buat teman sejawat (TS) dokter, pastinya tau apa itu UKDI (Ujian Kompetensi Dokter Indonesia), ujian yang cukup sulit, buat hati kebat-kebit, badan panas-dingin, ujian yang cukup menentukan bagaimana profesi kita kedepannya, sehingga kita akan berusaha semaksimal mungkin untuk lulus dari ujian tsb. Mulai dari belajar bersama dengan metode diskusi, mengikuti pembahasan soal-soal try out sebelumnya juga mengikuti try out untuk mengasah ilmu yang telah kita dapatkan. Sedikit banyak saya tahu bagaimana ‘perjuangan’ TS saya untuk lulus. Saat itu pun saya ingin sekali seperti mereka, mencurahkan segenap perhatian dan waktu saya, tapi ternyata jalan saya tidak seperti itu. Saya salut sekali sama TS saya itu. Saya hanya beberapa kali ikut belajar bersama, pembahasan try out juga 2 kali ikut try out dengan modal pas-pasan. Selain itu, saya malah sibuk sama urusan yang mungkin secara kasat mata ga ada relevansinya dengan bisa lulusnya saya di ujian kompetensi nanti. Dan bila malam datang dengan tubuh yang letih terlintas dalam pikiran saya, apa bisa dengan usaha pas-pasan ini saya bisa lulus? Saya belajar di sisa-sisa waktu saya. Di saat mereka telah cukup mapan dengan persiapan demi persiapan, saya masih sibuk mengingat kembali apa-apa yang pernah saya pelajari. Betapa ‘miskin’nya saya saat itu dibanding TS saya.

Sebulan telah berlalu, selama penantian saya hanya bisa berdoa meminta yang terbaik. Dan di ujung pengharapan saya pada keMahaBesaranNya, saya mendapat kabar bahwa nama saya ada dalam daftar dokter yang lulus UKDI. Subhanallah… semuanya betul-betul diluar dugaan saya. Semuanya karna belas kasihNya. Jika saat itu hanya mengandalkan kekuatan saya, sungguh saya tidak akan mendapatkan apa-apa. Semua ini pun tak luput dari doa dan dukungan orang tua, mertua, zauji (meskipun saat itu jarak yang memisahkan kami teramat jauh), akhwaatfillah, juga TS yang belajar bersama di perpus FK UMI (Riri 'sang motivator', Aci, K' Hendra, Erdha, Mila, Manda, Lutfi, Adi). Jazaakallahufiikum.

Juga berkat bantuan salah seorang mutarabbiyah saya, jazaakillahu khairan jazaa... smoga Allah melipatgandakan pahala kebaikan kepadamu sebab telah menjadi perantara dimudahkannya urusan Kakak.

Banyak hikmah dari sampainya nikmat ini kepada saya yang saya harap bisa saya bagi kepada akhwaatfillah, salah satunya saya kutip dari surat cintaNya pada kita… “Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”. (QS. 47 : 7). Bahwa Allah tidak akan menyepelekan perkara sekecil apapun yang pernah kita lakukan di jalanNya. Oleh karena itu, jangan pernah kita berpikir dua kali untuk menolong agamaNya disaat lapang maupun sempit dengan apa yang kita miliki hari ini, sekecil apapun itu sebab “Barangsiapa yang mengerjakan

kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya”. (QS. 99 : 7). Dan balasannya, serahkan sepenuhNya kepada Allah, sebab Allah adalah Khairutstsawaab (sebaik-baik Pemberi Pahala) dan Khairu’uqbaa (sebaik-baik Pemberi Balasan). Yakinlah, Saudariku!!!

Hari ke-9 Muharram 1432H.

Read more ...

‘1000’ MASJID

13 Desember 2010

Kisah ini terjadi di awal pernikahan kami, setahun yang lalu.


Setelah sepekan menikmati masa-masa indah pengantin baru dimana dunia seakan-akan milik berdua yang lainnya cuma numpang, akhirnya saya harus kembali bergelut lagi dalam dunia percoassan dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain. Bersyukur sebab ‘wisata’ kali ini sudah tak single lagi. Ada pangeran yang siap mengantar kemana sang putri berkelana mengais ilmu.


Saat itu bagian yang dimasuki adalah MATA. Lama clerkshipnya 4 pekan dengan seabreg aktivitas dan jadwal layaknya seleb baru naik daun. Dalam sehari ga bisa betah di satu tempat. Pagi di WS bentar kemudian di BKMM trus lanjut ke Orbita. Belum lagi kalo dapat jaga mesti balik ke WS lagi setelah seharian wara-wiri di tengah hiruk-pikuknya ‘trafic jam’ kota Daeng yang semakin mirip dengan khasnya kota-kota besar di negeri kita ini. Macet! Yah…kemacetan sudah jadi pembahasan yang tak kalah hangatnya layaknya harga cabe merah kriting yang bisa tiba-tiba melonjak harganya. Belum lagi kalo demo. Haddeeh…janganmi ditanya. Hujan emas di negeri orang lebih baik dari pada hujan batu di negeri sendiri (ya iyalah…). Pahamkan?! Mending batunya buat orang-orang kafir tuk membela Dinul Islam, ini malah buat ngelemparin saudara sendiri, merusak fasilitas umum, merugikan Negara! (bener-bener ‘perjuangan’ yang ga jelas arah dan tujuannya. Miris!). Maka terciptalah image tak baik buat orang-orang di kota Anging Mamiri ini, kasar! Padahal aslinya ga seperti itu, ya ga?! Ramah-ramah, koq. Manis dan humanis pulak. Seperti yang lagi pada baca tulisan ngalor-ngidul saya ini (alaah…GR!). Kembali ke cerita indah tak terlupakan….^_^


Jam 07.30 sudah harus stay on di WS, absen…absen... telat, coret! Alhamdulillah selain rumah ga terlalu jauh dari WS (rumah kami di BTP) ada yang ngantar juga jadi ga pernah telat. Setelah itu ada aja kegiatan yang membuat kami harus hengkang dari mabesnya para coass di Makassar. Entah pembacaan coass senior, diskusi dengan residen dan supervisor atau sekedar melapor buat diskusi. Hingga tibalah waktu shalat. Nah..ini dia maksud dari judul cerita ini. Terutama shalat dzuhur dan ashar. Terkadang maghrib dan isya pun turut. Syukurnya tarwih ga, sebab zauji ketika itu diamanahkan jadi imam di Masjid Wihdatul Ummah. Selama 4 pekan coass di bagian mata, saya coba mengingat-ngingat berapa banyak masjid yang kami (saya dan zauji) tempati untuk shalat dan sekedar melepas penatnya tubuh yang terpanggang panasnya matahari (kebetulan waktu itu musim kemarau), terutama zauji yang sampai belang kulit di daerah tangan dan kakinya. MasyaAllah…terharuku!

Lokasi masjid-masjid itu mulai dari daerah WS dan sekitarnya, masjid kampus UIM, masjid perumahan Hartaco, seputaran Dg. Sirua, daerah Gunung Sari, mapala dan sekitarnya dan yang paling jauh kami pernah shalat ashar di masjid kampus UNISMUH. Udah kayak musafir aja. Kejadian kayak gini karna perginya bareng ikhwa yang emang ga boleh melewatkan shalat berjamaah di masjid, as long as he can. Masjidnya pun dipilih yang berhijab kain ‘rapi’, bukan hanya sekedar ‘pembatas’ shaf antara jamaah ikhwa dan akhwat, jadinya terkadang sudah sampai di satu masjid jadi urung shalat di situ karna hijabnya yang ga mendukung, so bergegas mencari masjid yang lain supaya ga ketinggalan jamaahnya. Meski ga sampai bilangan 1000, tapi sudah cukup banyak masjid yang kami singgahi selama 4 pekan itu yang kalo diingat-ingat, seru dan lucu juga masa-masa clerkship di bagian itu. Yang ga hanya berkutat dengan keluhan-keluhan pasien, lembar-lembar status pasien, wajah-wajah serius para residen dan supervisor (tapi cukup nyaman juga dibagian ini, cukup bersahabat), dan seabreg aktivitas wara-wiri tadi saya juga dapat ber’wisata ruhiyah’ ke ‘1000’ masjid bersama kekasih hati belahan jiwa (harap maklum^_^).

· Kepada siapa lagi kisah ini kupersembahkan kalo bukan kepada pujaan hatiku ^_^ plus rasa terima kasih telah mendampingi hingga sukses menyelesaikan coass di bagian Mata tepat pada waktunya.

Hari ke-6 Muharram 1432H

Read more ...

SMS gratis!

Klik di sini!
free counters