. wisecorner: Catatan perjalanan: Umrah pertamaku (bag.1)

Catatan perjalanan: Umrah pertamaku (bag.1)

Hits:

05 Februari 2011

Mekkah, 24 Safar 1432H

Manasik Umrah

Alhamdulillah, akhirnya bisa umrah juga bersama zauji yang akan menjadi guide saya ketika umrah nanti. Beberapa hari sebelum umrah, saya diajari manasik umrah dulu sama zauji. Pada saat manasik, zauji menjelaskan hal-hal seputar umrah. Mulai dari hukum umrah yaitu sunnah muakkadah meskipun ulama lain mewajibkannya sebagaimana haji (baca QS. 2 : 196). Kemudian hal-hal yang dilarang selama ihram. Ada larangan yang berlaku umum ada larangan khusus buat pasangan laki-laki dan peremupuan. Larangan yang berlaku umum diantaranya tidak dibolehkan memakai wangi-wangian, tidak boleh mencabut rambut/bulu yang ada di tubuh, tidak boleh membunuh binatang buruan, tidak boleh berjima’ dan hal-hal yang mengantarkan kepada berjima’, tidak boleh menggunting kuku, tidak boleh berdebat. Larangan yang berlaku khusua bagi laki-laki diantaranya tidak boleh memakai pakaian berjahit, tidak boleh menutup kepala dengan benda apapun yang bersentuhan langsung dengan kepala. Larangan khusus untuk perempuan diantaranya tidak boleh memakai cadar dan kaos tangan. So..yang sebelumnya pake cadar tidak perlu khawatir, sebab ada jenis penutup wajah yang 2 in 1 (istilah saya ini) bisa jadi cadar dan bisa juga jadi purdah yang menutup langsung dari ubun-ubun. Setelah itu, zauji menjelaskan tatacara (rukun) umrah yaitu tawaf (sebanyak 7 kali putaran) dan sa’i (sebanyak 7 kali bolak-balik shafa-marwah) juga sunnah-sunnah selama umrah nanti. Yang terakhir yaitu tahallul yang merupakan wajib umrah. Tahallul itu mencukur botak (yang lebih dianjurkan) atau sekedar memendekkan rambut (taqshir) bagi laki-laki dan bagi perempuan memotong ujung rambut seukuran 1 ruas jari. MasyaAllah...baru manasiknya aja hati ini rasanya sudah bahagia gimana gtuuu...belum pas umrahnya nanti. Subhanallah....

Akhirnya hari yang dinanti tiba juga....

Hari itu hari sabtu, kami berangkat dari rumah sebelum ashar agar bisa shalat ashar dulu di Masjid Nabawi sebelum berangkat ke Mekkah. Setelah shalat ashar, kami berjalan kaki ke terminal bus, cukup jauh juga...but kata zauji sekalian latihan jalan biar nanti ga kagok pas umrahnya. It’s ok, zauji. Akhirnya kami tiba di terminal bus, bus yang akan kami tumpangi yaitu bus dari PT. Saptco, perusahaan bus yang bekerja sama dengan semua universitas negeri yang ada di Saudi dan memberikan diskon (50% dari harga tiket aslinya) kepada semua mahasiswa di universitas-universitas tsb. Jadi untuk pulang-pergi kemarin total biaya yang kami keluarkan sebesar 150 SAR (1 SAR = Rp 2400 – 2500). Bus yang akan kami tumpangi berangkat pukul 17.30, karna masih setengah jam, maka kami duduk-duduk di ruang tunggu sambil nonton TV yang ketika itu menyiarkan berita kerusuhan di Kairo, Mesir. Yah..semoga saja saudara/i kita disana dilindungi oleh Allah. Amiin. Bus yang akan kami tumpangi nanti ini ukurannya cukup besar, berAC, tanpa musik dan menurut zauji selama menumpangi bus ini, para supirnya tidak pernah ngebut. Supir bus kali ini adalah orang Mesir. Ada juga orang Indo, kebanyakan dari Jawa Barat. Beberapa menit sebelum jam keberangkatan, kami naik ke bus. Penumpang yang berkeluarga diberikan jatah kursi di depan sedang yang single duduknya di bagian belakang, seperti itulah kebiasaan di Saudi, memisahkan yang berkelurga dengan yang single demi sebuah privasi. Saya suka sekali. Seperti waktu kami makan malam di Resto Abu Khalid (di sekitar Nabawi), ada sekat-sekat yang dibuat khusus untuk costumer yang makan bersama keluarganya. Jadi kita bisa membuka cadar kita dan menikmati lezatnya makanan. Hehehehe. Sekiranya di Indo juga seperti itu.

Pukul 17.30, bus yang kami tumpangi berangkat menuju Mekkah. Kursi tepat di belakang saya di isi oleh sepasang anak laki-laki kembar asal Mesir (punya logat yang khas) sekitar 7 tahunan, menggemaskan. Ternyata mereka dan ibunya yang duduk di kursi seberang juga akan umrah. Bus mulai keluar dari terminal, di kejauhan nampak gugusan pegunungan Uhud yang membentang panjang. Jadi teringat kisah Perang Uhud (3 Hijriyyah). Lagi-lagi rasa haru menyeruak. Subhanallah..ternyata sekarang gunung yang sangat terkenal itu yang menjadi saksi gugurnya 70 syuhada tidak hanya ada dalam khayalan saya, tapi sudah ada di depan mata saya. Cuma perjalanan menuju Mekkah tidak melewati Uhud, jadi kali ini hanya bisa melihat lewat kaca bus yang gede itu. Mudah-mudahan lain kali bisa diajak jalan-jalan kesana sama zauji.

Kira-kira setelah 10 menit berjalan, bus yang kami tumpangi singgah di daerah yang bernama Dzulhulaifah atau yang lebih dikenal dengan Bir Ali tempat miqat-nya orang-orang yang tinggal/yang melewatinya (bukan penduduk Madinah) untuk berhaji atau berumrah. Disinilah laki-laki yang hendak haji atau umrah mengganti pakaiannya dengan kain umrah (2 buah, dililitkan di bagian pinggang dan di sampirkan di bagian dada dan bahu) dan untuk perempuan mengganti cadarnya dengan purdah juga melepas kaos tangannya. Rada canggung juga sih pake purdahnya karna ini yang pertama kali. Kebetulan juga tidak bawa kacamata, jadi penglihatannya cukup kabur. Supaya ga salah jalan, tangan saya digandeng sama zauji. Singgahnya pas maghrib, jadi setelah berganti pakaian kami shalat dan siap-siap untuk berangkat kembali. Ternyata bukan kami saja yang hendak umrah, selain 2 anak kembar bersama ibunya ada juga beberapa mahasiswa dari jamiah (yang duduk di belakang) juga seorang bapak yang juga akan berumrah hari itu. Saat bus sudah mulai bergerak zauji mengingatkan saya untuk melafazkan niat umrah yaitu “labbaika umratan” yang mana ketika niat tersebut sudah terlafazkan, maka berlakulah larangan-larangan selama ihram sampai setelah tahallul nanti.

Jarak antara Madinah-Mekkah yaitu 450 KM yang insyaAllah akan ditempuh selama 6 jam. Selama perjalanan menuju Mekkah orang-orang yang akan berhaji atau berumrah disunnahkan untuk memperbanyak talbiyah, “labbaikaallahummalabbaik labbaikalaasyarikalakalabbaik innalhamdawannikmatalakawalmulk laasyarikalak”. Kalo sudah capek boleh tidur, karna perjalananya cukup panjang. Kalo lapar dan haus boleh makan-minum. Karna kami berangkatnya sore, maka selama perjalanan kami hanya dapat menikmati gelapnya malam dengan hiasan berjuta kerlip bintang di langit.

to be continued....

0 comments:

Posting Komentar

SMS gratis!

Klik di sini!
free counters